Cara mengatasi phobia (Ketakutan Berlebih) Pada Anak Ketakutan terhadap sesuatu memang tidak bisa dihentikan secara
mendadak. Apalagi jika ketakutan ini terjadi pada anak-anak. Sebagai orang tua,
tentu kita akan sangat berusaha menghilangkan ketakutan ini.
Apabila ketakutan tersebut sudah sangat berlebihan, akan
membahayakan perkembangan psikologis seorang anak.
Menurut Psikolog Anak, Harfiah Putu Ponco, M.Psi, fobia sebenarnya
adalah bagian dari gangguan kecemasan.
“Ada yang perlu diperhatikan antara pengertian takut dan fobia.
Karena tidak semua ketakutan, ternyata adalah fobia. Begitu pula sebaliknya,”
jelasnya.
Pada dasarnya fobia ada 3 macam, yaitu fobia sosial, yaitu fobia
bertemu orang lain atau situasi sosial tertentu. Fobia spesifik, yaitu fobia pada
satu sumber ketakutan yang spesifik. Serta yang terakhir adalah agoraphobia,
yaitu fobia meninggalkan tempat yang dirasakan aman bagi seseorang. Yang
biasanya terjadi pada anak-anak adalah jenis fobia spesifik. Misalnya fobia
pada benda tertentu, binatang tertentu, makanan tertentu dan sejenisnya.
Mencegah dan mengatasi phobia yang terjadi pada anak
Fobia adalah permasalahan klinis dan tidak dapat di atasi sendiri,
apalagi oleh seorang anak kecil. Jika anak mengalami fobia, maka orang tua
harus meminta bantuan profesional, seperti psikolog maupun psikiater (pada
kasus yang sampai membutuhkan obat tertentu).
Berikut beberapa tindakan pencegahan untuk mengatasinya
:
Memahami Rasa Takut
Anak Rasa takut kadang muncul saat anak terlalu banyak berimajinasi terhadap
sesuatu. Misalnya saat berada pada tempat yang gelap, seorang anak merasa takut
karena membayangkan berbagai hal yang tiba-tiba akan muncul. Oleh karena itu
para orang tua harus memahami rasa takut berdasarkan usia anak.
Penting! Jangan Mulai
Menakuti Anak Hindari menakut-nakuti
anak walaupun dengan tujuan agar anak mau melakukan sesuatu. Misalnya
menakut-nakuti akan dibawa ke dokter dan disuntik kalau tidak mau makan. Atau
menakut-nakuti akan ditangkap polisi jika tidak mau tidur siang, dan
semacamnya.
Jangan Bereaksi
Berlebihan Sebisa mungkin saat ada anak, kendalikan reaksi kita saat
menghadapi hal yang mengagetkan atau tidak disukai, terutama jika pada dasarnya
hal tersebut tidak berbahaya secara langsung. Hindari reaksi yang tiba-tiba,
dramatis, bahkan berlebihan seperti berteriak-teriak, lari tiba-tiba, dan
sebagainya yang dapat memancing reaksi motorik dan sensoring anak.
Pastikan Anak Merasa
Dicintai Ketika anak terlihat menampilkan gejala kecemasan maupun ketakutan
saat menghadapi situasi tertentu, sesegera mungkin tenangkan dia. Berikan
dukungan dan rasa aman padanya. Misalnya dengan pelukan, kata-kata bahwa semua
akan baik-baik saja dan bahwa kita akan membantunya melewati situasi yang tidak
menyenangkan tersebut. Jika anak merasa bahwa Anda sangatlah mencintainya, maka
ia pun merasa bahwa Anda akan selalu ada untuk dirinya. Hal itu tentu saja
dapat mengatasi rasa takut.
Karena pada umumnya,mayoritas awal mulanya terjadinya phobia pada seseorang saat pada masa anak anak,Mencegah dan mengatasi phobia pada anak semestinya bisa jadi perhatian penting bagi para orang tua agar tidak menghambat tumbuh kembang anak secara mental kedepannya