Pentingnya Peran aktif orang tua Menghilangkan rasa takut pada anak Jika sejak kecil anak selalu takut, sementara tak ada
dorongan dari orang tua untuk mengatasi rasa takut tersebut, tidak tertutup
kemungkinan ketakutannya bias berkembang menjadi phobia/takut yang berlebihan. "Kalau
tak diantisipasi, bisa menjadi sesuatu yang menghambat segalanya. Ke mana-mana
takut, hingga jiwanya juga tak berkembang,".
Padahal sebagai orang tua harusnya tahu bahwa anak
membutuhkan rasa aman dan nyaman. Bila lingkungan malah membuat anak makin
merasa takut, maka jangan harap bakal tercipta rasa aman dan nyaman. Kelak jika
suasana takut itu terus-menerus "dipelihara", justru proses bermain
dan belajar si anak akan terganggu juga.
Selain karena lingkungan yang tak mendukung pada anak,ternyata
penelitian juga menunjukkan bahwa phobia itu
"ditularkan" oleh orang tua, terutama sang ibu. Pasalnya, sosok ibu
lebih memiliki kedekatan emosional dengan si anak daripada dengan ayah. Contoh
konkret, bila ibu takut pada suasana gelap, maka secara otomatis bila kondisi
itu muncul, ibu secara spontan akan mencengkeram tangan si kecil. Dengan kata
lain bisa membuat anak ikut-ikutan takut.
Proses dan latihan mengatasi phobia (Ketakutan Berlebih) Pada Anak
Nah, mengatasi rasa takut pada anak ini dibutuhkan proses dan latihan. Yang patut diperhatikan, ketakutan irasional
ini bisa menggeneralisasi alias bisa berdampak sangat luas dan parah. Misalnya,
anak yang takut ayam, jangankan bertemu dengan hewan petelur itu, mendengar
suara ayam berkotek saja sudah bergidik. Atau contoh lain jika dimasa kecilnya
selalu ditakut-takuti buaya, melihat cicak yang memiliki kemiripan dengan buaya
pasti sudah mampu membuatnya takut.
Kasus yang cukup parah adalah seoarang anak yang secara tak
sengaja menyaksikan kilatan petir di siang hari diiringi suara yang menggelegar
sehingga membuatnya terkejut bukan kepalang. Apa akibatnya? Dia takut pada
suasana siang hari. Anak itu meminta orang tuanya untuk menutup rapat jendela
sekaligus gordennya serta tak boleh ada nyala lampu di rumahnya. Si anak justru
senang pada suasana gelap karena dia beranggapan jika gelap gulita takkan ada
petir. Dampak yang paling parah, sepanjang hari dia terus menutup telinganya
meskipun tak ada mendung atau hujan yang rawan muncul petir bersahutan.
"Generalisasinya bisa sangat luas,". Bagi anak yang takut dokter,
perasaan ini dapat tergeneralisasi pada hal-hal lain yang memang masih
berhubungan. Umpamanya, melihat orang yang berbaju putih saja dia akan
ketakutan. Atau ketika mendengar orang yang menyebutkan kata
"dokter", ia langsung berdebar-debar meski tak ada sangkut paut
dengan dirinya. Tak heran begitu masuk ruang periksa atau bertemu dengan dokter
dalam sosok yang nyata, pastilah dia menjerit-jerit dan menangis ketakutan.
Peran Aktif Orangtua untuk mengatasi phobia (Ketakutan Berlebih) Pada Anak
Menurut literatur, anak usia prasekolah mulai mengetahui
sesuatu atau sosok yang menakutkan dari buku-buku cerita seperti dongeng atau
melalui video, film kartun dan tayangan televisi lainnya yang bertubi-tubi.
Misalnya sajian bertopik kriminalitas atau kisah-kisah bernuansa misteri/hantu.
Kebiasaan menakuti-nakuti anak sudah saatnya ditinggalkan.
Mestinya orang tua menyadari efek berkepanjangan yang bisa ditimbulkan.
Kalaupun anak susah diatur, takada salahnya mencari cara lain yang lebih bijak.
Yang pasti, jangan sampai mengusik rasa aman dan nyaman si prasekolah. Orang
tua juga seyogyanya menjadi sosok teladan bagi si kecil. Artinya, bila
ibu/bapak sendiri adalah seorang yang penakut, maka jangan heran bila sifat ini
"menular" pada anak. Jadi, setakut apa pun, orang tua harus berupaya
untuk tampil yakin dan tetap tenang, terutama ketika berada di hadapan anak.
Usaha lainnya adalah mencoba membangun sikap positif.
Misalnya, memberikan penjelasan kepada anak bahwa sosok dokter itu baik hati
dan pintar. Alhasil, rasa takut anak terhadap dokter, klinik, atau rumah sakit
berangsur-angsur bisa terkikis bahkan lenyap.
Ada baiknya pula orang tua meluangkan waktu untuk
mendengarkan dengan telinga dan hati, apa gerangan yang ditakutkan anak.
Tentunya tak sekadar menyimak pembicaraan si kecil, berilah dukungan yang
positif dan penjelasan yang menenangkan agar anak dapat mengatasi atau mengatasi phobia (Ketakutan Berlebih) Pada Anak