Cara mengatasi phobia (Ketakutan Berlebih) Pada Anak (Part 2)

Pentingnya Peran aktif orang tua Menghilangkan rasa takut pada anak Jika sejak kecil anak selalu takut, sementara tak ada dorongan dari orang tua untuk mengatasi rasa takut tersebut, tidak tertutup kemungkinan ketakutannya bias berkembang menjadi phobia/takut yang berlebihan. "Kalau tak diantisipasi, bisa menjadi sesuatu yang menghambat segalanya. Ke mana-mana takut, hingga jiwanya juga tak berkembang,".

Padahal sebagai orang tua harusnya tahu bahwa anak membutuhkan rasa aman dan nyaman. Bila lingkungan malah membuat anak makin merasa takut, maka jangan harap bakal tercipta rasa aman dan nyaman. Kelak jika suasana takut itu terus-menerus "dipelihara", justru proses bermain dan belajar si anak akan terganggu juga.

Selain karena lingkungan yang tak mendukung pada anak,ternyata penelitian juga menunjukkan bahwa phobia itu "ditularkan" oleh orang tua, terutama sang ibu. Pasalnya, sosok ibu lebih memiliki kedekatan emosional dengan si anak daripada dengan ayah. Contoh konkret, bila ibu takut pada suasana gelap, maka secara otomatis bila kondisi itu muncul, ibu secara spontan akan mencengkeram tangan si kecil. Dengan kata lain bisa membuat anak ikut-ikutan takut.

Proses dan latihan mengatasi phobia (Ketakutan Berlebih) Pada Anak

Nah, mengatasi rasa takut pada anak ini dibutuhkan proses dan latihan. Yang patut diperhatikan, ketakutan irasional ini bisa menggeneralisasi alias bisa berdampak sangat luas dan parah. Misalnya, anak yang takut ayam, jangankan bertemu dengan hewan petelur itu, mendengar suara ayam berkotek saja sudah bergidik. Atau contoh lain jika dimasa kecilnya selalu ditakut-takuti buaya, melihat cicak yang memiliki kemiripan dengan buaya pasti sudah mampu membuatnya takut.
Kasus yang cukup parah adalah seoarang anak yang secara tak sengaja menyaksikan kilatan petir di siang hari diiringi suara yang menggelegar sehingga membuatnya terkejut bukan kepalang. Apa akibatnya? Dia takut pada suasana siang hari. Anak itu meminta orang tuanya untuk menutup rapat jendela sekaligus gordennya serta tak boleh ada nyala lampu di rumahnya. Si anak justru senang pada suasana gelap karena dia beranggapan jika gelap gulita takkan ada petir. Dampak yang paling parah, sepanjang hari dia terus menutup telinganya meskipun tak ada mendung atau hujan yang rawan muncul petir bersahutan. "Generalisasinya bisa sangat luas,". Bagi anak yang takut dokter, perasaan ini dapat tergeneralisasi pada hal-hal lain yang memang masih berhubungan. Umpamanya, melihat orang yang berbaju putih saja dia akan ketakutan. Atau ketika mendengar orang yang menyebutkan kata "dokter", ia langsung berdebar-debar meski tak ada sangkut paut dengan dirinya. Tak heran begitu masuk ruang periksa atau bertemu dengan dokter dalam sosok yang nyata, pastilah dia menjerit-jerit dan menangis ketakutan.

Peran Aktif Orangtua  untuk mengatasi phobia (Ketakutan Berlebih) Pada Anak

Menurut literatur, anak usia prasekolah mulai mengetahui sesuatu atau sosok yang menakutkan dari buku-buku cerita seperti dongeng atau melalui video, film kartun dan tayangan televisi lainnya yang bertubi-tubi. Misalnya sajian bertopik kriminalitas atau kisah-kisah bernuansa misteri/hantu.

Kebiasaan menakuti-nakuti anak sudah saatnya ditinggalkan. Mestinya orang tua menyadari efek berkepanjangan yang bisa ditimbulkan. Kalaupun anak susah diatur, takada salahnya mencari cara lain yang lebih bijak. Yang pasti, jangan sampai mengusik rasa aman dan nyaman si prasekolah. Orang tua juga seyogyanya menjadi sosok teladan bagi si kecil. Artinya, bila ibu/bapak sendiri adalah seorang yang penakut, maka jangan heran bila sifat ini "menular" pada anak. Jadi, setakut apa pun, orang tua harus berupaya untuk tampil yakin dan tetap tenang, terutama ketika berada di hadapan anak.
Usaha lainnya adalah mencoba membangun sikap positif. Misalnya, memberikan penjelasan kepada anak bahwa sosok dokter itu baik hati dan pintar. Alhasil, rasa takut anak terhadap dokter, klinik, atau rumah sakit berangsur-angsur bisa terkikis bahkan lenyap.

Ada baiknya pula orang tua meluangkan waktu untuk mendengarkan dengan telinga dan hati, apa gerangan yang ditakutkan anak. Tentunya tak sekadar menyimak pembicaraan si kecil, berilah dukungan yang positif dan penjelasan yang menenangkan agar anak dapat mengatasi atau mengatasi phobia (Ketakutan Berlebih) Pada Anak
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
macam macam phobia